Senin, 30 Desember 2013

BAB 11 KELAS SOSIAL DAN KELOMPOK STATUS





v  Perbedaan Antara Kelas Sosial dengan Status Sosial

Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah.

Kelas sosial adalah stratifikasi sosial menurut ekonomi (menurut Barger). Ekonomi dalam hal ini cukup luas yaitu meliputi juga sisi pendidikan dan pekerjaan karena pendidikan dan pekerjaan seseorang pada zaman sekarang sangat mempengaruhi kekayaan / perekonomian individu.

v Pemilikan

   Kepemilikan status sosial di masyarakat sangat di harapkan bagi sebagian besar masyarakat untuk bisa menaikan tingkat kelas sosial yang ada. Tidak dipungkiri bahwa status sosial sangatlah diperlukan individu untuk dapat bergaul di masyarakat luas tanpa merasa rendah kelas sosialnya.

v Dinamika Kelas Sosial

Perubahan sosial terjadi karena adanya perubahan unsur-unsur dalam kehidupan masyarakat, baik yang bersifat materiil maupun immaterial, sebagai cara untuk menjaga keseimbangan masyarakat dan menyesuaikan dengan per kembangan zaman yang dinamis. Misalnya, unsur-unsur geografis, biologis, ekonomis, atau kebudayaan.

Para sosiolog berpendapat tentang perubahan sosial bahwa ada kondisi-kondisi sosial primer yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Kondisi yang dimaksud, antara lain kondisikondisi ekonomis, teknologis, geografis, ataupun biologis. Kondisi ini menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan pada aspek kehidupan sosial lainnya.

v Social Mobility dan Konsekuensinya Terhadap Market

Mobilitas social aalah suatu perubahan atau pergerakan status ataupun kelas sosal sesorang , contohnya sebuah keluarga tukang bubur yang miskin namun suatu hari ia mendapatkan uang undian sehingga menjadi orang kaya dan secara otomatis kelas dan satus sosialnya dalam masyarakat berubah sehingga terjadi mobilias social vertical naik.

Untuk lebih jelasnya mobilitas social pergerakanya terdiri dari :

1. Gerak social horizontal

Gerak social merupakan suatu perpindaha individu atau objek social dari suatu kedudukan social ke kedudukan lainya yang sederajat.
Dengan adanya mobilitas social tersebut maka secara tidak langsung akan mempengaruhi prilaku seseorang dalam membeli. Misalnya dengan mobilitas seseorang menuju lapisan social yang lebih tinggi, maka maka secara otomatis orang itu akan meempunyai prilaku pembelian yang konsumtif. Hal ini disebabkan karna dengan adanya mobilitas yangdialaminya embuat kebutuhanya semakin meningkat.begitu juga sebaliknya dengan orang yang mengalami mobilitas menurun, maka ativitas konsumsinya menurun.

2. Gerak Vetical

1)      Gerak social vertical naik
Terdapat dua bentuk utama yaitu:
Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi.
Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tersebut.

2)     Gerak social vertical turun
Terdapat dua bentuk utama diantaranya:
Turunya kedudukan individu  ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya.
Turunya derajat kelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai suatu kesatuan.

v Klasifikasi Geodemografi dan Manfaatnya bagi Pemasar

   Klasifikasi geografi ini terdiri dari Region/wilayah, ukuran kota, tingkat kepadatan dan iklim.  Sementara dalam demografi terdiri dari umur, ukuran keluarga, family lifecycle, jenis kelamin, pendapatan, pendidikan, agama, ras/suku, generasi, kebangsaan dan kelas sosial.  Semua klasifikasi ini jelas sangat bermanfaat bagi pemasar.  Sebab apabila suatu pasar didirikan di wilayah dan ukuran kota yang tepat kegiatan pasar akan berjalan dengan lancar.  Kegiatan jual beli dalam pasar pun setiap harinya berjalan dengan baik dan mampu menghasilkan keuntungan yang besar bagi pemasar itu sendiri.  Kepadatan penduduk pun sangat menunjang kegiatan pasar sebab semakin banyak orang maka semakin sering pula orang-orang yang datang dan mengunjungi pasar.

v Pemasaran Untuk Pangsa Kelas Sosial

Kelas sosial kerap diterapkan pada masalah pemangsaan pasar, proses mendefinisikan kelompok pelanggan yang homogen dan membuat tawaran yang kuat secara khusus untuk mereka. Kelas social dirasakan sebagai konsep yang berguna untuk pemangsaan pasar didalam kerja pelopor.
Prosedur untuk pemangsaan pasar mencakupi langkah-langkah berikut:
1.         Identifikasi pemakaian kelas social dari produk.
2.  Perbandingan variabel kelas social untuk pemangsaan dengan variabel lain.
3.   Deskripsi karakteristik kelas social yang di identifikasi didalam target pasar.
4.  Perkembangan program pemasaran untuk memaksimumkan keefektifan bauran pemasaran yang didasarkan pada konsistensi dengan sifat kelas social.

v Pengenalan Kebutuhan dan Kriteria Evaluasi

Adapun kriteria untuk mengevaluasi produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan konsumen yaitu:

a. Busana
Jenis, kualitas dan gaya busana yang dikenalkan seseorang erat berhubungan dengan kelas sosial orang bersangkutan, seperti dideskripsikan dengan gamblang didalam konsumen. Minat besar akan mode biasanya didapatkan di dalam kelas sosial atas, walaupun minat yang tinggi mungkin didapatkan di antara semua kelas sosial.
Busana berfungsi juga sebagaisimbol perbedaan kelas karena visibilitasnya yang tinggi. Ketika remaja putri minta mendeskripsikan karakteristik gadis yang popular, maka respon yang paling kerap di berikan adalah “berbusana baik” yaitu dihubungkan dengan karakteristik kelas sosial.

b. Perabotan Rumah
Kriteria yang digunakan oleh keluarga untuk melengkapi sebuah rumah dengan perabot berhubungan erat dengan kelas sosial. Laumann dan House mengamati secara cermat isi dan karakteristik dari sebuah ruang duduk, Responden modern umumnya bersikap mobile ke atas, didalam generasi ini mereka kerap merupakan orang kaya baru. Orang kaya tersebut mungkin mempunyai kebutuhan kuat untuk mengabsahkan status yang baru mereka dapatkan. Namun, mereka mungkin belum diterima secara sosial oleh kelas atas tradisional, maka berpaling pada konsumsi yang mencolok atau pamer produk yang merupakan simbol dari kedudukan mereka.

c. Waktu Senggang
Pemakaian terbanyak dari fasilitas waktu senggang komersial dan fasilitas publik yaitu kelas menengah, karena kelas atas kerap mempunyai fasilitas mereka sendiri dan kelas bawah kerap tidak mampu menggunakan atau tidak mempunyai kecendrungan untuk berpartisipasi di dalamnya.
Kepala eksekutip perusahaan besar mungkin mempunyai sedikit waktu untuk kegiatan senggang karena jam kerja mereka yang panjang. Namun kebanyakan manajer senior menikmati pengajaran waktu senggang secara harian. Banyak yang mengambil bagian dalam olah raga rekreasi, yang lain melukis, bermain alat musik, memotret alam, dan keluarga dan lain-lain.

d. Kartu Kredit
Penerimaan dan pemakaian kartu kredit tampaknya berhubungan hingga jangkauan tertentu dengan kelas sosial . slocum dan Mathews menyimpulkan bahwa kelas bawah lebih suka menggunakan kartu kredit untuk barang tahan lamadan barang keperluan (perkakas, perabot dan busana).berlawanan dengan kelas menengah, yang menggunakanya untuk hal-hal yang mewah ( perjalanan, barang dan restoran).

v Proses Pencarian

Jumlah dan jenis pencarian yang dijalankan oleh individu bervariasi menurut kelas sosial terendah, mempunyai sumber informasi terbatas, dan mereka kurang beruntung dalam menyaring kesalahan informasi dan kecurangan didalam masyarakat urban yang kompleks. Untuk mengimbanginya, konsumen kelas pekerja kerap mengandalakn kerabat atau teman dekat untuk informasi mengenai kepuasan konsumsi. Konsumen kelas menengah lebih percaya pada informasi yang diperoleh dari media dan secara aktif terlibat dalam pencarian exsternal dari media tersebut. Semakin tinggi tingkat sosial, semakin besar akses kedalam informasi media.

v Bahasa sosial

     Pola bahasa individual berkorelasi erat dengan kelas sosial mereka. Didalam seperangkat exsperimen, kelas sosial responden lebih dahulu diukur sebelum mereka diminta untuk membuat rekaman, fabel, selama 40 detik. Perekaman singkat ini diputar untuk kelompok y7yang terdidri dari 15-30 mahasiswa perguruan tinggi daerah yang berfungsi sebagai hakim. Penilaian rata-rata nilai sosial oleh hakim-hakim ini berkorelasi 0,80 dengan kelas sosial para pembicara.
Pentingnya bahasa dapat dimengerti melalui analisis teks yang digunakan didalam iklan. Mobil mahal seperti Mercedes dan Cadillac menggunakan kata-kata yang lebih panjang,, eufemisme yang lebih sedikit dan lebih banyak bahasa abstrak.iklan mobil kelas bawah dan menengah berbicara banyak tentang sifat fisik,menekankan gambar ketimbang kata dan lebih memungkinkan menggunakan bahasa slang atau bahasa jalanan.

v Proses Pembelian

Status sosial mempengaruhi di mana dan bagaimana orang merasa mereka harus berbelanja.Orang dengan status rendah memiliki tempat lokal yang memungkinkan bertatap muka di mana mereka mendapatkan pelayanan dan kreditt yang mudah acap kali di dalam lingkungan tempat tinggal.
Konsumen kelas menengah atas merasa lebih percaya akan kemampuan mereka dalam berbelanja.Mereka akan bertualang ke tempat – tempat baru untuk berbelanja dan akan menelajahi sebuah toko untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.Toko yang memberikan potongan harga secara tradisional menarik bagi kelas menengah karena mereka cermat dan berpikiran ekonomis dalam pembelian mereka.Pada tahun – tahun awal,toko yang memberikan potongan harga kerap tidak menjual mereka bergengsi atau merk desainer,,tetapi karena pendapatan kelas menengah bertambah dan pengaruh informasi meluas.

v Metode Penelitian Pemasaran Untuk Mengukur Kelas Sosial

Para peneliti pemasaran mengukur kelas sosial sebagai variabel bebas untuk menentukan hubungannya dengan variabel terikat yaitu minat akan sesuatu.Metode objektif memberikan status berdasarkan responden yang memiliki semacam nilai dari variabel yang distratifikasikan.Variabel yang sering di gunakan yaitu pekerjaan pendapatan, pendidikan ukuran dan jenis tempat tinggal, pemilikan barang.
Nilai – nilai yang di tetapkan dalam satu dri dua cara.Satu metode menggu nakan survei terhadap orang yang diminta untuk meningkatkanprestise orang – orang dalam berbagai pekerjaan.Metode yang kedua yaitu menggunakan ukuran objektif seperti peningkatan pendidikan rata –rata atau pendapatan kelompok pekerjaan.
















Sabtu, 14 Desember 2013

BAB 10 DINAMIKA KELOMPOK DAN KELOMPOK RUJUKAN


KELOMPOK RUJUKAN

Kelompok rujukan adalah setiap orang/kelompok yang dianggap sebagai dasar perbandingan (atas rujukan) bagi seseorang dalam membentuk nilai-nilai dan sikap umum/khusus, atau pedoman khusus bagi perilaku.  Konsep ini juga memberikan pandangan mengenai metode yang kadang-kadang digunakan para pemasar untuk mempengaruhi perubahan yang diinginkan pada perilaku konsumen.

Kelompok rujukan (Reference Group) atau kelompok acuan adalah kumpulan individu yang secara nyata bergabung dengan tujuan mempengaruhi perilaku seseorang secara langsung atau tidak langsung. Dengan kata lain kelompok rujukan dapat dikatakan sebagai sumber pengambilan keputusan seseorang sebagai perbandingan dalam membentuk nilai dan sikap seseorang.

KELUARGA DAN STUDI PERILAKU KONSUMEN

Studi tentang keluarga dan hubungan mereka dengan pembelian dan konsumsi adalah penting, tetapi kerap diabaikan dalam analisis prilaku konsumen. Pentingnya keluarga timbul karna dua alasan:

Pertama,banyak produk dibeli konsumen ganda yang bertindak sebagai unit keluarga. Rumah adalah contoh produk yang dibeli oleh kedua pasangan, barangkali melibatkan dengan anak,kakek-nenek, atau anggota keluarga lainya. Mobil biasanya dibeli keluarga, dengan kedua pasangan dan kerap anak remaja terlibat dalam pelbagai tahap keputusan.

Kedua, bahkan ketika pembelian dibuat oleh individu, kepuusan pembelia individu bersangkutan mungkin snagat dipengaruhi oleh anggota lain dalam keluarganya. Anak-anak mungkin membeli pakaian yang dibiayai oleh orang tua, begitu juga sebaliknya.

Pemasar sangat tertarik dengan pengambilan keputusan dengan pengambilan keputusan suatu keluarga, bahwa bagaimana suatu keluarga itu yang anggota-anggotanya saling berinteraksi dan saling mempengaruhi satu sama lain ketika menentukan suatu pembelian tehadap suatu produk. Sehingga suatu penelitian itu menunjukan bahwa orang yang berbeda dalam suatu keluarga dapat memaikan peran social yang berbeda dan menampakan prilaku yang berbeda pada saat mengambil suatu keputusan dan mengkonsumsi suatu produk. Sehingga suatu pemasaran haru dapat mengetahui anggota keluarga mana yang setidaknya berpengaruh terhadap suatu keputusan. Peran-peran dalam pengambilan keputusan antara lain yaitu:

1.     Pemberi pengaruh (influencers) :orang yang memberiakan informasi bagi anggota lainya tetang suatu produk.
2.     Pengambil keputusan (deciders) :orang yang memiliki kekuasaan untuk menentukan apakah produk tersebut akan dibeli atau tidak.
3.     Pembeli (buyers) : orang yang akan membeli produk tersebut.
4.     Pengguan (users) : orang yang mengkonsumsi atau menggukan produk tersebut.

VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PEMBELIAN

Keluarga adalah sama dengan perusahaan.  Keluarga merupakaan organisasi yang terbentuk untuk mencapai fungsi tertentu yang lebih efektif dibandingkan individu yang hidup sendiri. Keluarga memiliki pendapatan rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan rumah tangga karena jumlah yang lebih banyak dari individu yang bekerja di dalam keluarga.  Untuk keluarga manapun, keempat variabel struktural yang paling memberi dampak pada keputusan pembelian dan yang paling menarik bagi pemasar adalah :

-       Usia kepala rumah tangga atau keluarga
-       Status perkawinan
-       Kehadiran anak
-       Status pekerjaan

SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA DAN PERILAKU PEMBELIAN

Keluarga adalah “pusat pembelian” yang merefleksikan kegiatan dan pengaruh individu yang membentuk keluarga bersangkutan. Individu membeli produk untuk dipakai sendiri dan untuk dipakai oleh anggota keluarga yang lain.

Keluarga memiliki struktur sendiri, seperti juga yang terjadi pada masyarakat, dimana setiap anggota memainkan perannya masing-masing. Bagi pemasar adalah penting untuk membedakan peran setiap anggota keluarga dalam tujuan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran.

Keluarga berubah bersama waktu, melewati serangkaian tahap. Proses ini disebut siklus kehidupan keluarga .Walaupun sudah digunakan di dalam literature sejak tahun 1931, konsep tersebut mendapat pengaruhnya yang paling luas di dalam penelitian pemasaran oleh Wells dan Gubar, dan belakangan di dalam buku karya Reynolds dan Wells, yang memperhatikan bagaimana siklus kehidupan mempengaruhi perilaku konsumen.

Konsep siklus hidup keluarga atau rumah tangga telah terbukti sangat bermanfaat bagi pemasar, khususnya untuk aktivitas dari keluarga-keluarga seiring dengan berjalannya waktu. Dengan adanya konsep siklus hidup, pemasar mampu mengapresiasi kebutuhan keluarga, pembelian produk, dan sumber daya keuangan bervariasi sepanjang waktu.

Siklus hidup keluarga modern didasarkan pada usia (dari individu wanita dalam rumah tangga, jika tepat), yang ditelusuri dalam kelompok-kelompok usia muda (young), usia menengah (middle aged), dan kelompok usia lebih tua (elderly). Usia yang beragam ini dipengaruhi oleh dua bentuk peristiwa penting, yaitu (1) pernikahan dan pemisahan (baik karena perceraian atau kematian), dan (2) hadirnya anak pertama dan anak paling akhir.

SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA TRADISIONAL

Saat ini pendefinisian keluarga secara tradisional mendapat tantangan. Maraknya orang tua tunggal, perceraian, perpisahan dan pernikahan kembali membuat struktur tradisional mengalami perkembangan. Namun penelitian memperlihatkan bahwa siklus hidup sebuah keluarga yang paling menguntungkan adalah model keluarga tradisional, dan model yang lain dianggap sebagai deviasi dari norma ini (Carter & McGoldrick, 1999). Tahap-tahap dari siklus hidup sebuah keluarga tradisional adalah sebagai berikut:

Tahapan
Tugas
Pengalaman dari keluarga asal
Membangun hubungan dengan orang tua, saudara dan
teman-teman
Menyelesaikan sekolah
Meninggalkan rumah
Membedakan diri dengan keluaga asal dan mengembangkan hubungan sesama
dewasa dengan orang tua
Membantung hubungan pertemanan yang intim
Memulai karir/pekerjaan
Tahap pra pernikahan
Memilih pasangan
Mengembangkan hubungan
Memutuskan untuk menikah
Tahap pasangan tanpa anak
Mengembangkan cara hidup bersama yang didasarkan atas realitas dan
bukannya proyeksi bersama
Mengatur kembali hubungan dengan keluarga asal dan teman-teman, dan melibatkan pasangan
Keluarga dengan anak kecil
Mengatur kembali sistem pernikahan dengan memberi tempat
pada keberadaan anak
Memulai peran sebagai orang tua
Mengatur kembali hubungan dengan keluarga asal dengan melibatkan peran saudara dan kakek/nenek
Keluarga dengan anak remaja
Mengatur kembali hubungan orang tua-anak untuk memberikan tempat pada kebebasan yang lebih besar
Mengatur kembali hubungan pernikahan dan memusatkan pada masalah tengah baya dan karir
Melepas anak
Membereskan masalah paruh baya
Mengatur ulang hubungan orang tua anak secara lebih dewasa
Mengatur kembali hubungan dengan pasangan
Mengatur kembali hubungan dengan besan, menantu, cucu dll.
Berurusan dengan kelemahan dan kematian, terutama pada keluarga asal
Kehidupan usia lanjut
Mengatasi penuaan fisik
Menangani peran anak yang lebih besar dalam mengatur keluarga besar
Menangani kehilangan karena kematian pasangan dan teman-teman
Mempersiapkan kematian, kilas balik kehidupan dan integrasi

STRUKTUR KELUARGA DAN RUMAH TANGGA YANG BERUBAH
 

Apa yang dimaksud dengan sturktur keluarga kontemporer? Bagaimana struktur itu berubah? Bagaimana struktur itu mempengaruhi konsumsi? Apakah realitas yang berkembang dari struktur keluarga merupakan masalah atau peluang untuk organisasi pemasaran? Ini adalah beberapa dari pertanyaan yang para peneliti konsumen berusaha menjawabnya. Banyak jawaban tersebut melibatkan data dari sensus dasawarsa dan laporan sementara oleh Biro Sensus?
1.     Menikah atau Single.
2.    Ukuran Rumah Tangga.
3.    Perkawinan dalam usia yang lebih lanjut.
4.    Boom orang single.
5.    Perceraian dan perilaku konsumen.
6.    Orang-orang single yang hidup bersama.
7.    Pemasaran untuk orang single.
8.    Perkawinan kembali

PERANAN WANITA DAN PRIA YANG BERUBAH (CHANGING MASCULINE ROLE)

Wanita ataupun pria sebagai konsumen apabila berubah dalam penilaian terhadap suatu produk didasarkan dari budaya. Menurut saya ada beberapa budaya yang membuat wanita/pria berubah dalam penilaian atau sikap konsumen terhadap suatu produk ;

1)    Budaya psikologis
Budaya ini muncul dari dalam diri individu sebagai konsumen.

2)   Budaya social
Budaya yang didasarkan dari gaya hidup orang lain dapat membuat konsumen berubah dalam penilaian dan penggunaan suatu produk.

METODOLOGI PENELITIAN UNTUK STUDI TENTANG KEPUTUSAN KELUARGA

Bila anda menyiapkan analisis pengaruh keluarga pada keputusan keluarga dalam hal pembelian atau konsumsi, sebagian besar teknik penelitian akan sama dengan studi penelitian pemasaran yang lain.

Ø Kerangka Proses-Keputusan.
Ø Kategori Sturktur-Peran. 
Ø Pewawancara. 
Ø Seleksi Responden .