Jumat, 02 Mei 2014

TULISAN 1 KARANGAN SEMI ILMIAH

BAHAYA NARKOBA BAGI REMAJA

NARKOBA atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang (pikiran, perasaan dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam NAPZA, yaitu Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.
Masalah pencegahan penyalahgunaan NAPZA bukanlah menjadi tugas dari sekelompok orang saja, melainkan menjadi tugas kita bersama. Upaya pencegahan penyalahgunaan NAPZA yang dilakukan sejak dini sangatlah baik, tentunya dengan pengetahuan yang cukup tentang penanggulangan tersebut. Peran orang tua dalam keluarga dan juga peran pendidik di sekolah sangatlah besar bagi pencegahan penaggulangan terhadap NAPZA.
Narkotika menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika, yaitu zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

PENYEBABNYA SANGATLAH KOMPLEKS AKIBAT INTERAKSI BERBAGAI FAKTOR

1. Faktor individual
Kebanyakan dimulai pada saat remaja, sebab pada remaja sedang mengalami perubahan biologi, psikologi maupun sosial yang pesat. Ciri-ciri remaja yang mempunyai resiko lebih besar menggunakan NAPZA, seperti kurang percaya diri, mudah kecewa, agresif, murung, pemalu, pendiam dan sebagainya.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan kurang baik sekitar rumah, sekolah, teman sebaya, maupun masyarakat, seperti komunikasi orang tua dan anak kurang baik, orang tua yang bercerai, kawin lagi, orang tua terlampau sibuk, acuh, orang tua otoriter dan sebagainya.
Faktor-faktor tersebut di atas memang tidak selalu membuat seseorang kelak menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi, makin banyak faktor-faktor di atas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi penyalahguna NAPZA.

GEJALA KLINIS PENYALAHGUNAAN NAPZA
1. Perubahan Fisik
Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo (cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif. Bila terjadi kelebihan dosis (Overdosis) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi lambat, kulit teraba dingin, bahkan meninggal. Saat sedang ketagihan (Sakau) : mata merah, hidung berair, menguap terus, diare, rasa sakit seluruh tubuh, malas mandi, kejang, kesadaran menurun. Pengaruh jangka panjang : penampilan tidak sehat, tidak perduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi keropos, bekas suntikan pada lengan.
2. Perubahan sikap dan perilaku
Prestasi di sekolah menurun, tidak mengerjakan tugas sekolah, sering membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab. Pola tidur berubah, bergadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk di kelas atau tempat kerja. Sering berpergian sampai larut malam, terkadang tidak pulang tanpa ijin. Sering mengurung diri, berlama-lama di kamar mandi, menghidar bertemu dengan anggota keluarga yang lain.
Sering mendapat telpon dan didatangi orang yang tidak dikenal oleh anggota keluarga yang lain. Sering berbohong, minta banyak uang dengan berbagai alasan, tapi tidak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik sendiri atau keluarga, mencuri, terlibat kekerasan dan sering berurusan dengan polisi. Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, pemarah, kasar, bermusuhan, pencurigaan, tertutup dan penuh rahasia.

UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NAPZA 
Upaya pencegahan meliputi 3 hal : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan NAPZA dan melakukan intervensi. Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang mempunyai resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA. Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor yang dapat menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi dengan baik.
Komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan jujur, mendengarkan dan menghormati pendapat anak. Memperkuat kehidupan beragama. Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat berdiskusi dengan anak.***


TULISAN 2 MEMBUAT PROPOSAL DEBAT

PROPOSAL KEGIATAN DEBAT BAHASA INDONESIA SE- KOTA BEKASI

PENDAHULUAN

Bahasa Inonesia merupakan bahasa kebangsaan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu yang disempurnakan oleh beberapa tokoh Bangsa Indonesia yang berkecimpung di bidang Bahasa Indonesia. Sehingga Bahasa Indonesia diharapkan dapat dilestarikan dan dikembangkan oleh para generasi-generasi penerus bangsa.

Dengan diadakan kegiatan lomba debat Bahasa Indonesia se-Kota Bekasi ini diharapkan para mahasiswa mampu untuk mnyalurkan bakat dan keahlian mereka di bidang bahasa, khususnya di bidang Bahasa Indonesia, sehingga nantinya bakat-bakat dan keahlian ini dapat tersalur dengan baik.

Melalui kegiatan debat Bahasa Indonesia ini para mahasiswa dituntut untuk dapat berbahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan waktu dan tempat di mana ia berada. Dalam kegiatan ini diharapkan semua mahasiswa ikut berpartisipasi dan mereka diberikan suatu kebebasan dalam menyalurkan keahlian di bidang Bahasa Indonesia sekaligus dapat digunakan sebagai ajang asah otak yang mengarah ke hal yang positif. Dan diharapkan dapat memacu semangat belajar mahasiswa untuk maju dan lebih memperdalam bahasa indonesia.

1. LATAR BELAKANG

Kegiatan debat Bahasa Indonesia tingkat Universitas se-Kota Bekasi ini didasarkan pada hasil hasil keputusan rapat perwakilan BEM se-Kota Bekasi. Dan juga didasarkan pada perayaan peringatan bulan bahasa yang diselenggarakan pada bulan Oktober setiap tahunnya.

Serta didasarkan pada keinginan kita untuk mengangkat materi Bahasa Indonesia sebagai sebagai materi yang akan diperdebatkan, agar Bahasa Indonesia tidak dikalahkan oleh Bahasa Inggris yang sudah sering diperdebatkan. Dan diharapkan dengan cara ini dapat memacu mahasiswa untuk lebih mampelajari Bahasa Indonesia.


2. TUJUAN KEGIATAN

Kegiatan debat Bahasa Indonesia se-Kota Bekasi ini bertujuan untuk :

Umum :
o Memotifasi mahasiswa untuk lebih memperdalam Bahasa Indonesia.

Khusus :
o Meningkatkan kemampuan berkreatifitas mahasiswa dalam berbahasa, khususnya Bahasa Indonesia.
o Mempertajam nalar mahasiswa dalam Berbahasa Indonesia.
o Melatih untuk belajar menghargai perbedaan-perbedaan pendapat antar individu.
o Melatih mahasiswa untuk berani tampil di muka umum.
o Melatih mahasiswa untuk berani mengungkapkan pendapat di muka umum.
o Pengmbangan bakat yang dimiliki oleh mahasiswa.
o Menampilkan kemampuan Berbahasa Indoneia yang baik dan benar.
o Meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang bahasa Indonesia.
o Menemukan cara preventif yang perlu dilakukan mahasiswa agar dapat menguasai bahasa Indonesia dengan baik dan cepat.

3. DASAR PELAKSANAAN

Mengingat banyak penggunaan bahasa Indonesia telah beralih menjadi penggunaan bahasa asing., maka perlu adanya sebuah media yang dapat digunakan untuk mengembangkan Bahasa Indonesia itu sendiri dan bukan malah menggantinya dengan bahasa asing.

Serta mengingat banyak mahasiswa yang berbakat dalam bidang Bahasa Indonesia tetapi mereka tersingkirkan dalam pergaulan, sehingga memaksa mereka untuk tidak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Dengan adanya debat Bahasa Indonesia ini, maka mahasiswa-mahasiswa yang berbakat dan memiliki kemampuan di bidang Bahasa Indonesia dapat mengekspesikan bakat mereka itu sehingga dapat tersalur pada tempat yang tepat.
4. BENTUK KEGIATAN

Kegiatan ini berbentuk kegiatan Lomba debat Bahasa Indonesia, seperti halnya dalam debat bahasa inggris, di sini mahasiswa diberikan sebuah topik dan mahasiswa-mahasiswa ini dibagi atas kelompok setuju, yaitu kelompok yang menyetujui topik yang diberikan dan kelompok tidak setuju, yaitu kelompok yang tidak menyetujui topik yang diberikan tersebut.

5. PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan debat Bahasa Indonesia se-Kota Bekasi ini dilaksanakan pada:
Hari : Senin sampai Rabu
Tanggal : 14 Oktober 2014 sampai 16 Oktober 2014
Waktu : 08.00 – 14.00 WIB
Tempat : lobby Universitas SUKASUKA

6. SUSUNAN PANITIA

Pelindung               : Ir. Dr. Hj. Vita Fai Nurwari, SE., MM.
Penanggung jawab  : Prof. Dr. H. Muhammad Syahrawi, SE., MM
Pembimbing           : Pusvita Achmaniar, SE., MM
Presiden BEM FE Universitas SUKASUKA : Citra Alviana
Ketua                    : Citra Alviana,
Wakil ketua           : Raja Indri Deriani Ramadhan
Sekretaris            : RR. Destalia Arie Rinukti
Bendahara              : Eva Yulianingsih
Seksi lomba : Fitri Rosmawati
Adam Amindita
Rizka Fitriani
Sekar Yunita Oktarina


Seksi dekorasi : Galuh Pradnya Paramitha
Priska Mayangsari
Tika Nindiana Agustin
Moh. Reza Pahlawan
Rezky Aditya

7. ANGGARAN BIAYA

Pemasukan 
Kas BEM
Rp. 1.500.000,00
Iuran Mahasiswa
Rp. 1.000.000,00
Bantuan dari Kampus
Rp.   500.000.00
Iuran dari Peserta
Rp. 2.000.000,00
Sponsor
Rp. 1.000.000,00
Jumlah
Rp. 6.000.000,00

Pengeluaran 
Administrasi
Rp.   100.000,00
Peralatan
Rp.   500.000,00
Dekorasi
Rp.   200.000,00
Sound System
Rp.   500.000,00
Dokumentasi
Rp.   200.000,00
Transportasi
Rp.   500.000,00
Konsumsi
Rp. 1.800.000,00
Hadiah
Rp. 2.000.000,00
Lain – lain
Rp.    200.000,00
Jumlah
Rp. 6.000.000,00


8. PENUTUP

Demikian proposal kegiatan ini kami susun, dengan harapan semua kegiatan dapat dilaksanakan sesuai rencana. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan bantuan dan kerja sama dari semua pihak.

TEORI TENTANG PERBEDAAN PROPOSAL

PENGERTIAN PROPOSAL

Proposal merupakan usulan rencana kegiatan.  Maka proposal dapat diartikan sebagai suatu bentuk pengajuan atau permohonan, penawaran baik berupa ide, gagasan, pemikiran, maupun rencana kepada pihak lain untuk mendapatkan dukungan ijin, persetujuan, dana, dan lain sebagainya (Hariwijaya:12-13).

FUNGSI PROPOSAL

Proposal memiliki fungsi yang sangat penting yang menjembatani seseorang atau lembaga yang akan melakukan usaha, program, atau kegiatan. 

TUJUAN PROPOSAL

Tujuan proposal adalah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap rencana kegiatan yang akan dilakukan.  Serta untuk mendapatkan bantuan dana, perizinan, dan memperoleh dukungan dari sponsor.

JENIS PROPOSAL

Secara umum, proposal dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu :
v  Proposal bisnis, contoh proposal pendirian usaha.
v  Proposal proyek, contohnya proposal pengajuan dana kepada lembaga donor.
v  Proposal penelitian, contohnya skripsi, tesis dan disertasi.
v  Proposal kegiatan, contohnya kegiatan seminar pelatihan dan lomba.

SYARAT-SYARAT PROPOSAL

Syarat-syarat proposal yang baik ialah :
v  Memiliki struktur dan logika yang jelas.
v  Rumuskanlah jenis kegiatan secara jelas, inovatif, terperinci, dan betul-betul dapat dikuasai.
v  Apabila kegiatannya berhubungan dengan dana, maka dana yang diperlukan harus rasional dan tidak mengada-ada.
v  Hasil kegiatan harus terstruktur.

SISTEMATIKA PROPOSAL

v  Pendahuluan  :  Berisi tentang hal-hal dan kondisi umum yang melatar belakangi dilaksanakan kegiatan tersebut.
v  Dasar Pemikiran     :  Berisi tentang dasar yang digunakan dalam pelaksanaan.
v  Tujuan         :  Berisi tentang tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan tersebut, serta keluaran (output) yang dikehendaki.
v  Tema           :  Berisi tentang tema yang diangkat dalam kegiatan tersebut.
v  Jenis kegiatan       :  Diperlukan umtuk menjelaskan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan dan menjelaskan bentuk kegiatan.
v  Target         :  Berisi uraian yang lebih terperinci dari tujuan, terutama mengenai ukuran-ukuran yang digunakan sebagai penilaian tercapai.
v  Sasaran/Peserta    :  Menjelaskan tentang objek atau siapa yang akan mengikuti kegiatan tersebut.
v  Waktu dan Tempat Pelaksanaan :  Menentukan dimana hari, tanggal, bulan, tahun, serta waktu pelaksanaan kegiatan.
v  Anggaran Dana       :  Menyebutkan jumlah total pemasukan dan pengeluaran yang diperkirakan oleh panitia, sedangkan rinciannya dibuat dalam lampiran tersendiri.
v  Susunan Panitia      :  Biasanya hanya ditulis bagian inti kepanitiaan.
v  Jadwal Kegiatan     :  Dibuat sesuai dengan perencanaan dalam kalender kegiatan yang telah disusun sebelumnya.
v  Penutup        :  Berisi tentang harapan yang ingin dicapai dan mohon dukungan bagi semua pihak.
v  Lampiran.

PROPOSAL ILMIAH DAN SEMI ILMIAH

Ø  Proposal Ilmiah (Penelitian)
Proposal Penelitian dalam dunia ilmiah (pendidikan) merupakan penelitian yang disusun oleh seorang peneliti atau mahasiswa yang akan membuat penelitian (skripsi, tesis, disertasi).  Dalam dunia ilmiah, proposal adalah suatu rancangan desain penelitian (usulan penelitian) yang akan dilakukan oleh seorang peneliti tentang suatu bahan penelitian.  Bentuk “Proposal Penelitian” ini, biasanya memiliki suatu bentuk, dengan berbagai standar tertentu seperti penggunaan bahasa, tanda baca, kutipan, dll.

Ø  Proposal Semi Ilmiah (Umum)
Proposal Semi Ilmiah atau umum sering digunakan sebagai usulan atau rancangan kegiatan.  Bentuk proposal ini memiliki banyak kemiripan dengan model Proposal Penelitian yang digunakan dalam dunia ilmiah.  Namun karena sifatnya yang lebih umum, maka “Proposal Umum” biasanya lebih lentur dalam penggunaan bahasa dan tidak terlalu kaku dalam aturan penulisan.  Namun, walaupun  lebih “bebas”, penulisan Proposal Umum tetap harus mengindahkan kaidah-kaidah dan sistematika tertentu agar dapat dengan mudah dimengerti oleh orang-orang yang membaca proposal tersebut.

sumber :




Kamis, 01 Mei 2014

TEORI TENTANG PERBEDAAN KARANGAN

PENGERTIAN KARANGAN DAN JENIS KARANGAN

Karangan merupakan suatu bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang dalam satu kesatuan tema yang utuh. Karangan diartikan pula dengan rangkaian hasil pikiran atau ungkapan perasaan ke dalam bentuk tulisan yang teratur. Berdasarkan tujuannnya, karangan dibagi menjadi 5 jenis, sebagai berikut :

·  Karangan narasi: Karangan narasi adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah mengalami kejadian yang diceritakan itu.
· Karangan deskripsi: Karangan deskripsi adalah karangan yang menggambarkan sebuah objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan itu.
· Karangan eksposisi: Karangan eksposisi adalah karangan yang memaparkan sejumlah pengetahuan atau informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Dikemukakan data dan fakta untuk memperjelas pemaparan.
·    Karangan argumentasi: Karangan argumentasi adalah karangan yang bertujuan untuk membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini kebenaran itu. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang meyakinkan.
·   Karangan persuasi: Karangan persuasi adalah karangan yang bertujuan untuk mempengaruhi pembaca. Karangan ini pun memerlukan data sebagai penunjang.

CIRI – CIRI KARANGAN YANG BAIK

Mengarang adalah kemampuan berkomunikasi melalui bahasa yang tingkatannya paling tinggi. Karangan yang baik memiliki ciri dan sewajarnya dipatuhi oleh penulis yang baik.  Ciri-ciri karangan yang baik yakni ;

1.   Berisi hal-hal yang bermanfaat
Karangan yang bisa memenuhi kebutuhan pembaca akan dapat penghargaan masyarakat. Sangat mungkin karangan itu tidak begitu mendalam, tetapi memberikan manfaat langsung bagi pembaca.

2.   Pengungkapan jelas
Pengungkapan yang jelas dapat ditandai dengan mudahnya sebuah karangan dicerna pembaca. Dengan pengungkapan yanh semakin jelas, sebuah tulisan akan semakin mudah diikuti.

3.   Penciptaan kesatuan dan pengorganisasian
Karangan yang mampu menciptakan kesatuan dan sekaligus terorganisasi dengan baik ditandai oleh mudahnya pembaca memahami karangan. Sebaiknya karangan langsung menjelaskan inti permasalahan dan tidak berbelit-belit.

4.   Efektif dan efisien
Yang dimaksud dengan efektif dan efisien  adalah pengungkapan suatu maksud dengan mengutamakan efisiensi dan efektifitas, yaitu dengan menggunakan kalimat dan kata-kata yang ringkas, namun dapat menjangkau makna yang luas.

5.   Ketepataan penggunaan bahasa
Karangan yang baik juga ditentukan oleh penggunaan bahasa. Penggunaan bahasa yang baik dan benar akan meningkatkan bobot karangan. Hal yang tercakup di dalamnya adalah kesanggupan pengarang untuk memenuhi berbagai kaidah berbahasa Indonesia secara tepat. Pembentukan kata, penyusunan kelompok kata, penyusunan kalimat, serta penguasaan ejaan dan tanda baca harus memadai.

6.   Ada variasi kalimat
Variasi yang berkaitan dengan penggunaan bahasa dalam karangan adalah penyusunan kalimat panjang dan pendek secara berselang-seling.

7.   Vitalitas
Karangan yang baik biasanya penuh tenaga dan kaya dengan potensi. Kandungan kekuatan dalam karangan itu menjadikan pembaca merasa bahwa si penulis hadir di dalam karangan yang ditulisnya.

8.   Cermat
Karangan yang baik memperahatikan masalah kecermatan. Hal-hal kecil, seperti titik dan koma tidak boleh dianggap sepele apalagi diabaikan. Kecermatan juga sangat diperlukan ketika memilih kata maupun menyusun kalimat.

9.   Objektif
Mengarang adalah mengungkapkan sesuatu secara jujur, tidak dimuati emosi, dan realistis. Pengungkapan harus runtut dan teratur. Selain itu, uraian harus mencerminkan bahwa pengarang benar-benar menguasai dan menghayati permasalahan yang diuraikannya.

KERANGKA KARANGAN

        
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, t$erstruktur, dan teratur. Kerangka karangan dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting, terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung dalam melanjutkan tulisannya.

MANFAAT KERANGKA KARANGAN

Adapun manfaat kerangka karangan secara umum adalah untuk menyusun karangan secara teratur. Selain itu ada beberapa manfaat kerangka karangan, antara lain :
a.            Mempermudah pembahasan tulisan.
b.            Menghindari isi tulisan keluar dari tujuan awal.
c.            Menghindari penggarapan sebuah topik sampai dua kali atau lebih.
d.            Memudahkan penulis mencari materi tambahan.
e.            Menjamin penulis bersifat konseptual, menyekuruh, dan terarah.
f.            Memudahkan penulis mencapai klimaks yang berbeda-beda.
Dengan adanya kerangka karangan, penulis bisa langsung menyusun tulisannya sesuai bahasan yang ada dalam kerangka karangannya. Dalam bentuk ini, karangan tersebut dapat diteliti, dianalisis, dan dapat dipertimbangkan secara menyeluruh.

LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN KERANGKA KARANGAN

Pada dasarnya, untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untuk membentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan, berikut langkah-langkahnya, antara lain :

1.  Menentukan tema dan judul
 Sebelum memulai menulis sebuah karangan, hal pertama yang dipikirkan ialah tema dan judul yang akan ditulis.  Tema adalah pokok persoalan, permasalahan, atau pokok pembicaraan yang mendasari suatu karangan. Sedangkan yang dimaksud dengan judul adalah kepala karangan. Kalau tema cakupannya lebih besar dan menyangkut pada persoalan yang diangkat sedangkan judul lebih pada penjelasan awal (penunjuk singkat) isi karangan yang akan ditulis.
  
2.  Mengumpulkan bahan
 Setelah menentukan tema dan judul yang akan diangkat, maka selanjutnys penulis harus mengumpulkan bahan agar tulisannya memiliki tujuan.  Untuk membiasakan, kumpulkanlah kliping-kliping masalah tertentu (biasanya yang menarik penulis) dalam berbagai bidang dengan rapi. Hal ini perlu dibiasakan calon penulis agar ketika dibutuhkan dalam tulisan, penulis dapat membuka kembali kliping yang tersimpan sesuai bidangnya.

3.  Menyeleksi bahan
 Setelah mengumpulkan semua bahan yang kiranya diperukan, penulis sebaiknya melakukan seleksi terhadap bahan yang terkumpul agar menjadi sistematis.

4.  Membuat kerangka
 Perlu kita susun selangkah demi selangkah agar tujuan awal kita dalam menulis tidak hilang atau melebar ditengah jalan. Kerangka karangan menguraikan tiap topik atau masalah menjadi beberapa bahasan yang lebih fokus dan terukur. Kerangka karangan belum tentu sama dengan daftar isi, atau uraian per bab. Kerangka ini merupakan catatan kecil yang sewaktu-waktu dapat berubah dengan tujuan untuk mencapai tahap yang sempurna.
  
5.  Mengembangkan kerangka karangan
Proses pengembangan karangan tergantung sepenuhnya pada penguasaan kita terhadap materi yang hendak kita tulis. Jika benar-benar memahami materi dengan baik, permasalahan dapat diangkat dengan kreatif, mengalir dan nyata.

TAHAPAN DALAM MENYUSUN KERANGKA KARANGAN :

a. Mencatat gagasan. Alat yang mudah digunakan adalah pohon pikiran (diagram yang menjelaskan gagasan2 yang timbul).

b. Mengatur urutan gagasan.

c. Memeriksa kembali yang telah diatur dalam bab dan subbab.

d. Membuat kerangka yang terperinci dan lengkap

Merangka karangan yang baik adalah kerangka yang urut dan logis. Bila terdapat ide yang bersilangan, akan mempersulit proses pengembangan karangan. (karangan tidak mengalir).

KERANGKA NON ILMIAH, SEMI ILMIAH DAN ILMIAH :

1. Non Ilmiah (Fiksi) adalah Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dan sebagai berikut.

2. Semi Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semi formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

3. Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodolog penulisan yang baik dan benar. Adapun jenis karangan ilmiah yaitu:
• Makalah: karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).
• Kertas kerja: makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
• Skripsi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
• Tesis: karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
• Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis tang terinci.


sumber :