· Definisi
Menurut Ebert dan Griffin (1995) perilaku
konsumen dijelaskan
sebagai upaya konsumen untuk membuat keputusan tentang suatu produk yang dibeli dan
dikonsumsi. Sedangkan salah satu faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor budaya. Dimana faktor budaya sendiri merupakan faktor mendasar dalam
pembentukan norma-norma yang kemudian membentuk perilaku konsumen.
· Mitos dan Ritual Kebudayaan
Setiap masyarakat memiliki serangkaian mitos yang
mendefinisikan budayanya. Mitos adalah
cerita yang berisi elemen simbolis yang mengekspresikan emosi dan cita-cita
budaya. Ada mitos pewayangan yang dapat diangkat
dalam membuat strategi penentuan merek suatu produk, seperti tokoh Bima dalam
produk Jamu kuat “ Kuku Bima Ginseng”. Ritual
kebudayaan merupakan kegiatan-kegiatan rutin yang dilakukan oleh kelompok
masyarakat. Ritual Budaya sebagai urutan-urutan tindakan yang terstandarisasi
yang secara periodik diulang, memberikan arti dan meliputi penggunaan
simbol-simbol budaya ( Mowen, 1995).
Ritual
budaya bukan sekedar kebiasaan yang dilakukan seseorang, tetapi hal ini
dilakukan dengan serius dan formal, yang memerlukan intensitas mendalam dari
seseorang. Simbol kebudayaan juga
merupakan representasi tertentu dari budaya , secara umum apa yang dipakai dan
dikonsumsi oleh seseorang akan mencerminkan budayanya. Perusahaan dapat
menggunakan nilai-nilai simbolis untuk merek produknya , misalnya perusahaan
otomotif Toyota memberi nama Kijang untuk kendaraan dengan penumpang keluarga,
secara simbolis Kijang ‘ adalah binatang yang mempunyai kemampuan lari yang
sangat cepat dan lincah”.Sementara perusahaan lain Mitsubishi menciptakan
‘Kuda’. Simbol juga dapat ditunjukkan dengan warna, seperti warna hitam
mempunyai arti formal, biru sejuk, putih artinya suci, merah simbol berani dsb.
Sehingga pemasar menggunakan warna sebagai dasar untuk menciptakan produk yang
berkaitan dengan kebutuhan simbolis.
· Budaya dan Konsumsi
Budaya adalah suatu cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Citra budaya yang bersifat memaksa membekali
anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan
dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan
suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
-
Pengaruh Budaya Yang Tidak Disadari
Dengan adanya kebudayaan, perilaku konsumen
mengalami perubahan . Dengan memahami beberapa bentuk budaya dari masyarakat,
dapat membantu pemasar dalam memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu
produk. Pengaruh budaya dapat mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar.
Pengaruh budaya sangat alami dan otomatis sehingga pengaruhnya terhadap
perilaku sering diterima begitu saja. Ketika kita ditanya kenapa kita melakukan
sesuatu, kita akan otomatis menjawab, “ya karena memang sudah seharusnya
seperti itu”. Jawaban itu sudah berupa jawaban otomatis yang memperlihatkan
pengaruh budaya dalam perilaku kita. Barulah ketika seseorang berhadapan dengan
masyarakat yang memiliki budaya, nilai dan kepercayaan yang berbeda dengan
mereka, lalu baru menyadari bahwa budaya telah membentuk perilaku seseorang.
Kemudian akan muncul apresiasi terhadap budaya yang dimiliki bila seseorang
dihadapan dengan budaya yang berbeda. Misalnya, di budaya yang membiasakan
masyarakatnya menggosok gigi dua kali sehari dengan pasta gigi akan merasa
bahwa hal itu merupakan kebiasaan yang baik bila dibandingkan dengan budaya
yang tidak mengajarkan masyarakatnya menggosok gigi dua kali sehari. Jadi,
konsumen melihat diri mereka sendiri dan bereaksi terhadap lingkungan mereka
berdasarkan latar belakang kebudayaan yang mereka miliki. Dan, setiap individu
akan mempersepsi dunia dengan kacamata budaya mereka sendiri.
-
Pengaruh Budaya dapat Memuaskan Kebutuhan
Budaya yang ada di masyarakat dapat
memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu produk yang memberikan
petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan menyediakan metode
“Coba dan buktikan” dalam memuaskan kebutuhan fisiologis, personal dan sosial.
Misalnya dengan adanya budaya yang memberikan peraturan dan standar mengenai
kapan waktu kita makan, dan apa yang harus dimakan tiap waktu seseorang pada
waktu makan.
· Strategi Pemasaran dengan
Memperlihatkan Budaya
Beberapa strategi
pemasaran bisa dilakukan berkenaan dengan pemahaman budaya suatu masyarakat.
Dengan memahami budaya suatu masyarakat, pemasar dapat merencanakan strategi
pemasaran pada penciptaan produk, segmentasi dan promosi.
·
Tinjauan
Sub-Budaya
Budaya yang ada di dalam
suatu masyarakat bisa dibagi lagi ke dalam beberapa bagian yang lebih kecil.
Inilah yang disebut dengan subbudaya. Sub- budaya bisa tumbuh dari adanya
kelompok-kelompok di dalam suatu masyarakat. Pengelompokan masyarakat biasanya
berdasarkan usia, jenis kelamin, lokasi tinggal, pekerjaan dan sebagainya.
·
Sub-budaya dan Demografi
Suatu budaya akan terdiri dari beberapa kelompok kecil
lainnya, yang dicirikan oleh adanya perbedaan perilaku antar kelompok kecil
tersebut. Perbedaan kelompok tersebut berdasarkan karakteristik sosial, ekonomi
dan demografi. Demografi akan menggambarkan karakteristik suatu penduduk. Di
dalam varibel demografi tersebut, kita bisa mendapatkan Sub- budaya yang
berbeda, yaitu suku sunda, batak, padang, dsb.
Unsur-unsur Sub Budaya dan Demografi :
Unsur-unsur Sub Budaya dan Demografi :
€ Usia
Merupakan hal
yang penting untuk dipahami, karena konsumen yang berbeda usia akan
mengkonsumsi produk dan jasa yang berbeda. Siklus hidup seorang konsumen akan
ditentukan oleh usianya. Para pemasar harus memahami apa kebutuhan dari
konsumen dengan berbagai usia tersebut, kemudian membuat beragam produk yang
bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
€ Pendidikan dan pekerjaan
Pendidikan akan menentukan jenis
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang konsumen. Profesi dan pekerjaan seseorang
akan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya. Pendapatan dan pendidikan
tersebut kemudian akan mempengaruhi proses keputusan dan pola konsumsi
seseorang.Tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi nilai-nilai yang
dianutnya, cara berpikir, cara pandang bahkan persepsinya terhadap suatu
masalah. Dari sisi pemasaran, semua konsumen dengan tingkat pendidikan yang
berbeda adalah konsumen potensial bagi semua produk dan jasa. Pemasar harus
memahami kebutuhan konsumen dengan tingkat pendidikan yang berbeda, dan produk
apa yang bisa memenuhi kebutuhan tersebut.
€ Lokasi geografik
Dimana
seorang konsumen tinggal akan mempengaruhi pola konsumsinya. Konsumen yang
tinggal di desa akan memiliki akses terbatas kepada berbagai produk dan jasa.
Sebaliknya, konsumen yang tinggal di kota-kota besar lebih mudah memperoleh
semua barang dan jasa yang dibutuhkannya. Para pemasar harus memahami dimana
konsumen tinggal agar pemasar dapat memfokuskan kemana produknya akan
dijual.
·
Lintas Budaya
Secara umum kebudayaan harus memiliki tiga
karakteristik, seperti:
1.
Kebudayaan dipelajari, artinya: kebudayaan yang
dimiliki setiap orang diperoleh melalui keanggotaan mereka didalam suatu
kelompok yang menurunkan kebudayaannya dari suatu generasi ke generasi
berikutnya.
2.
Kebudayaan bersifat kait-mengkait, artinya : setiap
unsur dalam kebudayaan sangat berkaitan erat satu sama lain, misalnya: unsure
agama berkaitan erat dengan unsure perkawinan, unsur bisnis berkaitan erat
dengan unsur status sosial.
3.
Kebudayaan dibagikan, artinya: prinsip-prinsip serta
kebudayaan menyebar kepada setiap anggota yang lain dalam suatu kelompok.
Mengembangkan ruang
lingkup dari nilai-nilai budaya sangatlah diperlukan karena merupakan aspek
penting dalam mengoptimalkan hasil pemasaran.
·
Bauran Pemasaran Dalam Lintas Budaya
Beberapa hal dalam
pemasaran internasional yang berkaitan dengan lintas budaya adalah bagaimana
mengorganisasikan perusahaan agar dapat menembus pasar luar negeri, bagaimana
keputusan masuk ke dalam pasar internasional, bagaimana merencanakan
standarisasi, bagaimana merencanakan produk, bagaimana merencanakan distribusi,
bagaimana merencanakan promosi, dan bagaimana menetukan harga produk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar