DEFINISI SIKAP KONSUMEN
Definisi dari perilaku
konsumen adalah suatu perilaku dan kegiatan konsumen dalam
mencari,mengatur,menukar,memilah,menggunakan,serta menilai barang
atau jasa yang akan dipakai sesuai dengan kebutuhan yang mereka butuhkan pada
kehidupan sehari-hari.
Ada
pula pengertian lain dari perilaku konsemen itu sendiri yaitu dimana seorang
konsumen bisa mengontrol atau mengendalikan sumber daya yang terbatas seperti
halnya uang,waktu, dan tenaga untuk mendapatkan barang ataupun jasa
yang diinginkan. Perilaku konsumen pun mendasari perilaku seseorang
dalam membuat keputusan pembelian.
David
L. Loudan dan Albert Delta Bitta menjelaskan perilaku konsumen sebagai berikut:
“…the decision process and physical activity individual engage in when evaluating, acquiring, using or disposing of good and service.”
“…the decision process and physical activity individual engage in when evaluating, acquiring, using or disposing of good and service.”
Menurut
Swastha dan Handoko, “Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai
kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan
menggunakan barang dan jasa, termasuk di dalam proses pengambilan keputusan
pada persiapan dan penentuan kegiatan tersebut.”
Pengertian perilaku konsumen menurut Engel adalah: “…activities directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow these actions.”
Pengertian perilaku konsumen menurut Engel adalah: “…activities directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow these actions.”
FUNGSI FUNGSI SIKAP
Daniel Katz membagi fungsi sikap dalam empat kategori
sebagai berikut:
Fungsi Utilitarian
Melalui instrument suka dan tidak suka, sikap positif atau kepuasan dan menolak produk yang memberikan hasil positif atau kepuasan. Jadi, jika seseorang membutuhkan zat penghilang noda pada baju, lalu dia mendapatkan produk dengan merek C, dan setelah di konsumsikan ternyata zat dengan merek C itu dapat benar – benar menghilangkan noda, maka dia akan membentuk sikap positif terhadap merk C tersebut.
Fungsi Ego Defensive
Orang cenderung mengembangkan sikap tertentu untuk melindungi egonya dari abrasi psikologis. Abrasi psikologis bisa timbul dari lingkungan yang kecanduan kerja. Untuk melarikan diri dari lingkungan yang tidak menyenangkan ini, orang tersebut mebuat rasionalisasi (dengan demikian menghindar dari anxiety dan citra yang negative) dengan mengembangkan sikap positif terhadap gaya hidup yang santai.
Fungsi value expensive
( Mengekpresikan nilai – nilai yang di anut ) fungsi itu memungkinkan konsumen untuk mengekpresikan secara jelas citra dirinya dan juga nilai – nilai inti yang di anutnya. Misalnya : Mobil BMW mendukung mengekspresikan dirinya sebagai eksekutif yang sukses.
Fungsi Knowledge –organization
Karena terbatasnya kapasitas otak manusia dalam memproses informasi, maka orang cenderung untuk bergantung pada pengetahuan yang di dapat dari pengalaman dan informasi dari lingkungan.
Fungsi Utilitarian
Melalui instrument suka dan tidak suka, sikap positif atau kepuasan dan menolak produk yang memberikan hasil positif atau kepuasan. Jadi, jika seseorang membutuhkan zat penghilang noda pada baju, lalu dia mendapatkan produk dengan merek C, dan setelah di konsumsikan ternyata zat dengan merek C itu dapat benar – benar menghilangkan noda, maka dia akan membentuk sikap positif terhadap merk C tersebut.
Fungsi Ego Defensive
Orang cenderung mengembangkan sikap tertentu untuk melindungi egonya dari abrasi psikologis. Abrasi psikologis bisa timbul dari lingkungan yang kecanduan kerja. Untuk melarikan diri dari lingkungan yang tidak menyenangkan ini, orang tersebut mebuat rasionalisasi (dengan demikian menghindar dari anxiety dan citra yang negative) dengan mengembangkan sikap positif terhadap gaya hidup yang santai.
Fungsi value expensive
( Mengekpresikan nilai – nilai yang di anut ) fungsi itu memungkinkan konsumen untuk mengekpresikan secara jelas citra dirinya dan juga nilai – nilai inti yang di anutnya. Misalnya : Mobil BMW mendukung mengekspresikan dirinya sebagai eksekutif yang sukses.
Fungsi Knowledge –organization
Karena terbatasnya kapasitas otak manusia dalam memproses informasi, maka orang cenderung untuk bergantung pada pengetahuan yang di dapat dari pengalaman dan informasi dari lingkungan.
TIGA KOMPONEN SIKAP
Menurut tricomponent attitude model Schiffman dan
Kanuk, 2005 dan Engel et.al. (1994), sikap terdiri atas tiga komponen :
kognitif, afektif, dan konatif.
1. Kognitif adalah pengetahuan dan
persepsi konsumen, yang diperoleh melalui pengalaman dengan suatu objek sikap
dan informasi dari berbagai sumber. Pengetahuan dan persepsi ini biasanya
berbentuk kepercayaan (belief), yaitu konsumen mempercayai bahwa
produk memiliki sejumlah atribut. Kognitif ini sering juga disebut sebagai
pengetahuan dan kepercayaan konsumen.
2. Afektif mengambarkan emosi dan
perasaan konsumen. Schiffman dan Kanuk (2005) menyebutkan sebagai “as
primarily evaluative in nature”, yaitu menunjukkan penilaian langsung dan
umum terhadap suatu produk, apakah produk itu disukai atau tidak disukai;
apakah produk itu baik atau buruk.
3. Konatif menunjukkan tindakan
seseorang atau kecenderungan perilaku terhadap suatu objek Engel, et al.
(2004), konatif berkaitan dengan tindakan atau perilaku yang akan dilakukan
oleh seorang konsumen (likelihood or tendency) dan sering juga
disebut sebagai intention. Solomon (2003) dalam Sumarwan (2004) menyebutkan
tricomponent model sebagai Model Sikap ABC. A menyatakan sikap (affect),
B adalah perilaku (behavior), C adalah kepercayaan (cognitive).
PERAN SIKAP DALAM PENGEMBANGAN STRATEGI PEMASARAN
Sikap konsumen merupakan hal yang sangat penting
dalam pengembangan strategi promosi atau strategi pemasaran. Misalnya, jika
sikap konsumen dari segmen pasar tertentu yang telah diidentifikasi
menginginkan produk yang mudah dibawa dan mampu menyelesaikan segala persoalan
untuk produk komputer laptop, maka srategi promosinya harus menekankan pada
penggambaran mobilitas dan penyelesaian persoalan dengan cepat. Demikian juga
untuk segmen pasar yang lain, pengembangan produk harus menyesuaikan sikap
konsumen agar tujuan promosi atau pemasaran dapat tercapai.
HUBUNGAN ANTARA SIKAP DAN PERILAKU
Sikap dan perilaku sering
dikatakan berkaitan erat, dan hasil penelitian juga memperlihatkan adanya
hubungan yang kuat antara sikap dan perilaku. Salah satu teori yang bias
menjelaskan hubungan antara sikap dan perilaku yang dikemukakan oleh Fishbein
dan Ajzen. Menurut mereka, antara sikap dan perilaku terdapat satu faktor
psikologis yang harus ada agar keduanya konsisten, yaitu niat (intention).
Worchel dan Cooper (1983) menyimpulkan sikap dan perilaku bisa konsisten
apabila ada kondisi sebagai berikut:
a. Spesifikasi
sikap dan perilaku
b. Relevansi sikap
terhadap perilaku
c. Tekanan
normatif
d. Pengalaman
MEMPREDIKSI PERILAKU DENGAN SIKAP
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa sikap memprediksi
perilaku masa depan secara signifikan dan memperkuat keyakinan semula dari
Festinger bahwa hubungan tersebut bisa ditingkatkan dengan memperhitungkan
variabel-variabel pengait.
Variabel pengait hubungan sikap-perilaku yang paling
kuat adalah pentingnya sikap, kekhususannya, aksesibilitasnya, apakah ada
tekanan-tekanan sosial, dan apakah seseorang mempunyai pengalaman langsung
dengan sikap tersebut. Sikap yang mudah diingat cenderung lebih bisa
digunakan untuk memprediksi perilaku bila dibandingkan sikap yang tidak bisa
diakses dalam ingatan.
MODEL PERUBAHAN KEPERCAYAAN, SIKAP DAN
PERILAKU
Model analisis konsumen menyebutkan bahwa sikap terdiri
dari komponen perasaan (affect) dan kognitif, perilaku, serta lingkungan. Model
tiga komponen dan model ABC menyatakan bahwa sikap konsumen dibentuk oleh
faktor kognitif, afektif, dan konatif (perilaku atau kecenderungan untuk
berperilaku). Teori kongruitas menggambarkan pengaruh antara dua jenis objek,
di mana kekuatan satu sama lain dapat saling mempengaruhi persepsi konsumen.
Dan model terakhir adalah model Fishbein yang merupakan kombinasi dari kepercayaan objek terkait dengan atribut dan intensitas dari kepercayaan tersebut. Model Fishbein ini kemudian dimodifikasi dengan menambahkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku dan norma subjektif.
Dan model terakhir adalah model Fishbein yang merupakan kombinasi dari kepercayaan objek terkait dengan atribut dan intensitas dari kepercayaan tersebut. Model Fishbein ini kemudian dimodifikasi dengan menambahkan bahwa perilaku dipengaruhi oleh sikap terhadap perilaku dan norma subjektif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar